Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Cerita penaklukan kota Mekah yang akan selalu terkenang. Sejarah penaklukan Kota Mekah/fathu makkah tidak sempat lepas dari perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah merupakan perjanjian antara Kalangan Quraisy di Mekah dengan Kalangan Muslim di Madinah. Salah satu dari isi perjanjian Hudaibiyah merupakan kebebasan dalam melaksanakan ibadah. Benda siapa yang mau jadi kalangan muslimin, dipersilakan buat bergabung. Kebalikannya, benda siapa yang mau jadi sekutu Quraisy, pula dipersilakan.
2 buah kabilah yang pada dikala itu berseteru, ialah Kabilah Khuza’ah serta pula Bani Bakr pula memastikan sekutu mereka. Hendak namun, Bani Bakr melanggar perjanjian damai ini serta malah menjadikannya peluang buat membalas dendam kepada Kabilah Khuza’ah. Dengan dorongan Quraisy, mereka menewaskan serta memerangi sekutu Nabi Muhammad SAW. Berita tersebut setelah itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW lewat perwakilan dari Bani Khuza’ah.
Atas pelanggaran perjanjian tersebut oleh Kalangan Quraisy, cerita penaklukan Mekah diawali. Nabi Muhammad SAW setelah itu berencana mengarah Mekah. Tidak sendirian, kehadiran Nabi Muhammad didampingi 10. 000 teman. Kala hingga di Juhfah, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan pamannya, Al- Abbas bin Abdul Muthalib.
Mendengar rencana Nabi Muhammad SAW, Al- Abbas setelah itu mencari salah seseorang Kalangan Quraisy buat menjamin keselamatan Nabi Muhammad SAW. Kala dalam ekspedisi, dia berjumpa dengan Abu Sufyan, salah seseorang Kalangan Quraisy. Abu Sufyan setelah itu dibawa oleh Al- Abbas buat menemui Nabi Muhammad SAW.
Sesaat sehabis pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW, Abu Sufyan juga memeluk Islam. Oleh Nabi Muhammad, Abu Sufyan ditunjukkan kabilah-kabilah yang tergabung dalam pasukan. Memandang banyaknya pasukan Rasulullah, Abu Sufyan setelah itu mengatakan kalau tidak hendak terdapat satu pasukan juga yang bisa menang melawan pasukan Rasulullah.
Dia setelah itu kembali ke kaumnya serta mengabarkan kalau pasukan Nabi Muhammad SAW bukanlah bisa jadi mampu buat mereka lawan. Mendengar perihal tersebut, pasukan Quraisy ketakutan serta bersembunyi.
Tidak terdapat satu pasukan Quraisy juga yang sanggup membatasi Rasulullah beserta dengan pasukannya. Rasulullah beserta dengan teman- temannya setelah itu masuk ke dalam Masjidil Haram serta mencium Hajar Aswad. Memandang banyaknya berhala di Kabah, Rasulullah juga menghancurkannya serta setelah itu melakukan thawaf. Seusai melakukan thawaf, Rasulullah memohon kepada Utsman bin Thalhah buat membukakan Kabah. Di dalam Kabah Rasulullah menjumpai banyak foto di dalamnya. Gambar- gambar tersebut setelah itu dihapusnya.
Sedangkan itu, di luar Ka’bah sudah banyak kalangan Quraisy yang menunggu keputusan Rasulullah. Kala Rasulullah keluar, dia mengantarkan kalau dia sudah memaafkan mereka seluruh. Hendak namun, tidak dengan 9 tokoh kalangan mereka. Sehabis itu, Kabah kembali dikunci oleh Utsman, serta Rasulullah memerintahkan Bilal buat mengumandangkan adzan diatas Kabah.
Demikianlah cerita penaklukan Mekah/ Fathu Makkah oleh Rasulullah serta 10. 000 teman- temannya. Di hari kedua sehabis penaklukan Mekah, Rasulullah mengantarkan kepada umatnya kalau Kota Mekah merupakan kota yang dimuliakan oleh Allah. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan untuk seseorang muslim buat memburu hewan, menebang tumbuhan, maupun mengambil benda yang ditemuinya, kecuali apabila mau mengumumkannya.
Apabila Kamu mau berkunjung ke tanah suci, hingga Kamu bisa memakai jasa travel umroh muza pekanbaru. Pengalaman sepanjang 22 tahun serta pula sudah sukses memberangkatkan 21. 000 jamaah ke tanah suci, menjadikan Umroh muza selaku salah satu biro umroh berpengalaman. Dengan travel ini, ekspedisi Kamu mengarah tanah suci hendak berlangsung dengan atmosfer hati yang hikmat, sebab sepanjang ekspedisi Kamu hendak diberikan kajian- kajian yang pastinya hendak menaikkan khusyu ibadah haji.
Kota Makkah memiliki ciri yang unik serta menarik. Kota Makkah mempunyai sebagian keistimewaan yang tidak dipunyai oleh kota yang lain. Makkah merupakan salah satunya tujuan orang buat berhaji. Tidak hanya itu, ada sebagian karakteristik yang sudah dikhususkan Allah SWT untuknya, di antara lain selaku berikut:
Jubair bin Mutim r. a. meriwayatkan kalau Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:“ wahai Bani Abdi Manaf, ataupun wahai Bani Abdul Muthalib, apabila kalian seluruh jadi penguasa di mari hingga janganlah kalian menghindari siapapun buat tawaf di kabahh serta pula bersalah pada waktu kapan saja yang dia kehendaki, baik malam maupun siang.”( Al- Fakihy serta Ibnu Majah)
Salim bin Abdillah melaporkan kalau Ibnu Umar tidak melarang seorang melaksanakan tawaf 7( putaran) sehabis Ashar ataupun sehabis Subuh beserta menunaikan shalat 2 rakaat.( Al- Fakihi)
Mujahid meriwayatkan kalau dia sempat mendengar Abu Dzar r. a. mengatakan yang maksudnya:“ saya memandang Rasulullah SAW Memegang 2 gelangan pintu Ka’ bah, seraya bersabda,“ ingatlah, tidak terdapat shalat selepas Asar, ingatlah, tidak terdapat shalat selepas Asar, ingatlah, tidak terdapat shalat selepas Asar, kecuali di Makkah.”( Al- Fakihi).
Ibnu Juraij mendengar Abdullah bin Abi Mulaikah meriwayatkan kalau dia sempat memandang Ibnu Abbas r. a. pada hari Tarwiyah melaksanakan tawaf sehabis Ashar sebanyak 7 putaran, setelah itu dia mengerjakan shalat 2 rakaat, kemudian berangkat.( Al- Fakihi)
Dari sebagian hadits yang masyhur serta mutawatir, bisa disimpulkan kalau seorang tidak boleh melintas di hadapan orang yang lagi bersolat. Abu Juhaim meriwayatkan kalau Rasulullah SAW sudah bersabda yang maksudnya,“ seandainya orang yang melintas di hadapan orang yang lagi bersolat itu mengenali( dosa) apa yang hendak menimpanya, tentu buat berdiri sepanjang 4 puluh merupakan lebih baik menurutnya dari melalui di hadapan orang yang bersalah”. Abu Nadhar mengatakan,“ saya tidak paham 4 puluh hari, bulan, ataukah tahun”.( Sunan Ad- Darimi)
Abu Daud serta lain- lain sudah meriwayatkan banyak hadis yang menerangkan kalau orang yang shalat wajib melindungi shalatnya. Hendak namun, hukum ini tidak berlaku di Masjidil Haram. Abu Walid menceritakan kepada kami kalau pamannya meriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah dari Katsir bin Katsir bin Muthalib bin Abi Wada’ah As- Sahmy dari seorang pemuda di golongan anggota keluarganya, dari pamannya Muthalib bin Abi Wada’ah As- Sahmy kalau ia memandang Rasulullah SAW lagi bersolat dekat pintu Bani Sahm, sedangkan orang banyak melintas di hadapan Baginda SAW dalam jarak kurang dari sejengkal.( Al- Azraqi)
Diriwayatkan dari Katsir bin Katsir bin Muthalib bin Abi Wadiah As- Sahmy, dari sebagian anggota keluarganya kalau ia mendengar Muthalib bin Abi Wada’ ah r. a. mengatakan yang maksudnya,“ saya sempat memandang Rasulullah SAW lagi shalat di dekat pintu Bani Sham, sedangkan orang- orang melalui di hadapan baginda, sebaliknya antara Baginda SAW serta orang banyak yang bertawaf tidak ada sutrah( pembatas).”
Bagi Sufyan, Ibnu Juraij meriwayatkannya dari Katsir bin Katsir, dari ayahnya, dari Muthalib r. a., kemudian Sufyan bertanya kepada Katsir, serta Katsir menanggapi yang maksudnya,“ sebetulnya saya mendapatkan riwayat itu dari sebagian anggota keluargaku.”( Al- Fakihi)
Diriwayatkan dari Mawus, dari ayahnya kalau dia mengatakan yang maksudnya,“ Shalat di Makkah tidak boleh terhalang oleh apapun, serta tidak beresiko terhadap( salat)- mu meski seorang wanita melintas di hadapanmu.”( Al- Fakihi)
Yahya bin Said memandang Abu Bakar r. a. lagi mengerjakan shalat, sedangkan orang banyak melaksanakan tawaf di hadapannya. Yazid mengatakan yang maksudnya,“ mereka mengira kalau ia merupakan Abu Bakar bin Abdul Rahman bin Harits bin Hisyam.”( Al- Fakihi)
Dikisahkan dari Sofiyah binti Syaibah, terdapat seseorang perempuan lagi bersolat di sisi Baitullah dengan menghadap ke arah Mirfaqoh. Setelah itu Aisyah r. a. melintas di antara perempuan itu serta Mirfaqoh, kemudian Aisyah r. a. mengatakan yang maksudnya,“ sebetulnya shalat tidak terhalang, kecuali oleh anjing serta kucing yang gelap.”( Al- Fakihi)
Ibnu Juraij bertanya kepada Atha’,“ siapakah yang boleh melaksanakan haji tamattu’?” Atha’ menanggapi,“ Allah Azza wa Jalla sudah berfirman: demikian itu untuk orang- orang yang keluarganya tidak terletak( di dekat) Masjidil Haram( orang- orang yang bukan penduduk kota Makkah).”( QS Al- Baqarah[2]: 196)
Ada pula kampung- kampung yang terletak di dekat Masjidil Haram, penduduknya tidak boleh melaksanakan haji tamattu’ sebab mereka bersebelahan dengan Makkah yang dinaungi oleh 2 tumbuhan kurma, serta meliputi Dhahran, Uranah, Dlajnan, serta Raji’ i. Sebaliknya kampung- kampung yang tidak terletak di dekat Masjidil Haram, penduduknya boleh melaksanakan tamattu’ bila memanglah mereka menghendaki, itu juga bila dalam safar( dalam jarak yang diperbolehkan mengqashar shalat).”
Atha’ pula meriwayatkan kalau Ibnu Abbas sempat mengatakan yang maksudnya,“ diperbolehkan mengqashar shalat hingga Thaif, Usfan, Jeddah Riyadh, serta seumpama dengannya.”( Al- Azraqi)
Bagi Amr bin Dinar, sebetulnya Ibnu Umar r. a. berkomentar kalau umrah tidak diharuskan atas penduduk Makkah, serta ia mengatakan,“ mereka tiap hari terletak di dalam umrah.”( Al- Fakihi)
Ibnu Abbas berkata yang maksudnya,“ umrah tidak diharuskan atas penduduk Makkah.” Ada pula Sufyan mengatakan yang maksudnya,“ saya tidak sempat melaksanakan umrah semenjak saya tinggal di negara ini( Makkah).”( Al- Fakihi)
Thawus bin Kaisan mendengar Ibnu Abbas r. a. mengatakan yang maksudnya,“ wahai penduduk Makkah, tidak kenapa bila kalian sekaligus hendak melaksanakan umrah. Bila kalian sekaligus hendak melaksanakan nya, upayakan supaya jarak antara kalian dengan Al- Haram sepanjang perut lembah.”
Mungkin itu sedikit pembahasan tentang penaklukan kota Mekah, Mohon maaf apabila dalam penulisan artikel penaklukan kota Mekah ini banyak kurangnya.