Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Populasi orang yan beragama islam di dunia ini sangat banyak namun masih sebagian kecil saja yang tahu dan faham tentang sejarah haji. Sejarah haji sangat wajib kalian ketahui karena supaya kalian tahu bagaimana asal mulanya dan kenapa menjadi rukun islam yang ke 5.
Maka dari itu kita akan membahas bagaimana sejarah haji yang jarang ketahui. Mari kita simak pembahasan dibawah ini.
Sejarah Haji dalam Islam bermula dari ribuan tahun. Pada masa Nabi Ibrahim AS sekitar tahun (1861–1686 SM), yang pada masa itu generasi Sam Bin Nuh AS (3900–2900 SM). referensi yang terdapat dalam khasanah Islam menerangkan bahwa Nabi Ibrahim AS lahir di Ur-Kasdim, suatu kota di Mesopotamia, berikutnya Nabi Ibrahim tinggal di suatu lembah di Syam.
Kala telah merambah umur senja, Nabi Ibrahim belum pula dikaruniai generasi. Si istri (Sarah) sangat pilu memandang kondisi ini serta memohon Nabi Ibrahim buat menikahi Hajar. dari Hajar inilah Allah mengaruniai Ibrahim seorang anak bernama Ismail. Serta Sarah tidak sanggup memendam rasa pilunya sebab tidak memperoleh generasi sejauh perkawinannya dengan Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim AS setelah itu mengadukan permasalahannya kepada Allah. Kemudian Allah perintahkan Nabi Ibrahim bawa Ismail bersama Hajar buat menghindar dari Sarah. Nabi Ibrahim Juga bertanya:“ Yaa Allah, kemana saya harus membawa keluargaku ini?
Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim:“ Bawalah ke tanah Haram-Ku serta pengawasan-Ku, yang ialah daratan awal Saya mengadakan di permukaan bumi ialah kota Mekkah.”
Kemudian malaikat Jibril AS turun ke bumi bawa kendaraan kilat. Setelah itu Jibril bawa Hajar, Ismail serta Nabi Ibrahim AS. Tiap kali Nabi Ibrahim AS melewati sesuatu tempat yang mempunyai ladang kurma yang produktif, dia senantiasa memohon Jibril buat menyudahi sejenak.
Namun Jibril senantiasa menanggapi, “teruskan lagi” serta“ teruskan lagi”. Sehingga kesimpulannya sampailah di Mekkah serta Jibril mereka di posisi Ka’ bah, dibawah suatu tumbuhan yang lumayan melindungi Hajar serta anaknya Ismail dari terik matahari.
Berikutnya Nabi Ibrahim AS bermaksud kembali kembali ke negara Syam menemui Sarah istri pertamanya. Hajar merasa pilu sebab hendak ditinggalkan oleh suami tercintanya. Kenapa menempatkan kami disini. Tempat yang sepi dari manusia, cuma gurun pasir, tiada air serta tiada tumbuh- tumbuhan?” tanya Hajar sembari memeluk erat bayinya, Ismail.
Ibrahim menanggapi ucpan istrinya: “Sebetulnya Allah yang memerintahkanku menempatkan kamu di sini”.
Kemudian Ibrahim beranjak berangkat meninggalkan mereka. Sehingga hingga di bukit Kuday yang memiliki lembah, Ibrahim menyudahi sejenak serta memandang kepada keluarga yang ditinggalkannya. Ia kemudian berdoa, semacam yang diabadikan dalam Qur’an.
Allah berfirman mengulangi doa Nabi Ibrahim AS: ”Ya Tuhan kami, sebetulnya saya sudah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam- tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) supaya mereka mendirikan shalat. Hingga jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka serta berilah mereka rizki dari buah- buahan, mudah- mudahan mereka bersyukur. ”( QS Ibrahim: 37)
Sehabis Nabi Ibrahim AS berangkat, tinggallah Hajar bersama bayinya Ismail. Kala cahaya matahari mulai menusuk, balita Ismail menangis kehausan. hajar juga panik mencari air. naluri keibuannya berupaya gigih mencari air. Awal mulanya hajar naik ke bukit Shafa, namun tidak menciptakan air.
Kemudian dia berangkat lagi ke bukit Marwa serta disitu juga tidak menciptakan air. Hajar mulai panik serta merasa putus asa sehingga tidak menyadari kalau sudah sebanyak 7 kali berlari bolak balik antara bukit Shafa dan bukit Marwa. Akan tetapi dia senantiasa tidak menciptakan air di antara 2 tempat tersebut.
Akhirnya dari bukit Marwa, hajar memandang ke arah Ismail. Ia heran, bayinya seketika menyudahi menangis. Hajar Juga memandang air mengalir dari dasar kaki Ismail. Hajar berlari dengan perasaan senang dan girang ke arah tempat bayinya. Ia berupaya menggali pasir, membendung air yang mengalir tersebut sembari melafazkan kalimat“ ZAM ZAM”. Semenjak dikala itu sampai saat ini, mata air tersebut diketahui di segala penjuru dunia sebagai air sumur Zam Zam.
Berselang sebagian waktu setelah itu, lewatlah kabilah Jurhum di dekat tempat itu. Kala terletak di bukit Arafah, mereka memandang kerumunan burung- burung beterbangan di atas hawa. Mereka percaya disitu tentu terdapat sumber air. Mereka lekas mendekati tempat tersebut.
Sehabis hingga, mereka terkesima memandang seseorang perempuan bersama bayinya duduk di dasar tumbuhan dekat sumber air tersebut. Kepala suku Jurhum bertanya kepada Siti Hajar: “Siapakah kamu serta siapakah balita mungil ini yang ada dalam gendongan kamu itu? ”Hajar menanggapi: ”Aku merupakan orangtua dari balita ini. Dia anak kandung dari Nabi Ibrahin AS yang diperintahkan oleh Tuhannya menempatkan kami di wadi ini.”
Kemudian kepala suku Jurhum memohon izin tinggal berseberangan dengannya. Hajar menanggapi:” Tunggulah hingga Ibrahim tiba. Aku hendak memohon izin kepadanya“.
3 hari setelah itu, Nabi Ibrahim AS tiba memandang keadaan anak serta istrinya. Hajar memohon izin kepada Ibrahim supaya Kabilah Jurhum dapat jadi tetangganya. Nabi Ibrahim Juga berikan izin serta Kabilah Jurhum jadi orang sebelah Hajar serta Ismail di tempat itu. Pada peluang berziarah berikutnya, Ibrahim melihat tempat itu telah ramai oleh generasi bangsa Jurhum serta Nabi Ibrahim merasa bahagia memandang pertumbuhan itu.
Hajar hidup rukun dengan bangsa Jurhum sampai Ismail menggapai umur anak muda. Berikutnya Allah SWT memberikan perintah kepada Ibrahim AS Suapya membangun Ka’ bah pada posisi Kubah yang sudah Allah turunkan kepada nabi Adam AS yang lalu.
Namun Nabi Ibrahim tidak mengenali posisi Qubah itu, sebab Kubah tersebut sudah dinaikan lagi oleh Allah kala terjalin kejadian banjir besar di bumi pada masa Nabi Nuh AS. Setelah itu Allah mengutus Jibril buat menampilkan kepada Ibrahim posisi Ka’ bah. Setelah itu Jibril tiba bawa sebagian bagian Ka’ bah dari surga. Serta pemuda Ismail menolong ayahandanya mengangkut batu- batu dari bukit.
Setelah itu Nabi Ibrahim serta Ismail bekerja membangun Ka’bah hingga ketinggian 7 hasta. Jibril kemudian menampilkan kepada mereka posisi Hajar aswad. Setelah itu Nabi Ibrahim meletakkan Hajar Aswad pada letaknya semula. kemudian Ibrahim membuatkan 2 pintu ka’ bah. Pintu awal terbuka ke timur serta pintu kedua terbuka ke barat.
Kala berakhir pembangunan Ka’ bah, Nabi Ibrahim serta Ismail melaksanakan ibadah haji. Pada bertepatan pada 8 Dzulhijjah Jibril turun menemui serta mengantarkan pesan kepada Ibrahim. Jibril memohon Nabi Ibrahim mendistribusikan air zam zam ke sebagian tempat semacam Mina serta Arafah.
Hingga hari itu diucap dengan dengan hari“ Tarwiyyah”(pendistribusian air). Setelah selesai proses pembangunan Ka”bah serta pendistribusian air Zam-Zam, hingga Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah yang tercantum dalam Qur’an:
”Serta (ingatlah) kala Nabi Ibrahim berdoa:” Ya Tuhanku. jadikanlah negara ini negara yang nyaman sentosa serta berikanlah rezeki dari buah- buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah serta hari setelah itu. Allah berfirman:” Serta kepada orang yang kafir juga saya beri kesenangan sedangkan, setelah itu saya paksa dia menempuh siksa neraka serta seperti itu seburuk- buruk tempat kembali”.(QS. Baqarah: 126)
Sejak itu, kalangan Muslimin melakukan ritual haji buat berziarah ke Ka’bah tiap tahun. Ini menjajaki risalah Nabi Ibrahim as serta Nabi Ismail as, dan risalah para Nabi serta Rosul sehabis keduanya. Ritual suci ini berlangsung terus semacam penerapan yang sempat dicoba oleh Ibrahim serta Ismail.
Sepanjang periode haji itu, atmosfer di dekat Ka’bah seperti semacam sirkus. Pria serta wanita mengelilingi Ka’bah dengan telanjang. Mereka melaporkan wajib menunjukkan diri dihadapan Allah dalam keadaan yang sama semacam dikala lahir. Doa mereka jadi leluasa tidak lagi tulus mengingat Allah. Apalagi berganti jadi serangkaian tepuk tangan, bersiul, serta meniup terompet dari tanduk hewan.
Kalimat (Labbaika Allahumma Labbaik) sudah diselewengkan oleh mereka dengan kalimat bonus yang berbeda maknanya. Adapun yang lebih parahnya lagi, darah hewan kurban dituangkan ke bilik Ka’bah serta daging hewannya yang sudah di sembelihnya digantungkan di tiap tiang dekat Ka’ bah. Karena mereka memiliki kepercayaan kalau Allah mengutuk daging serta darah tersebut.
Mereka mengantarkan cerita yang kelewatan, kepengikutan, serta kekikiran suku- suku yang lain. Terdapat pula kompetisi dalam“ kemurahan hati”. Tiap- tiap kepala suku hendak sediakan kuali besar serta berikan makan para peziarah. Tujuannya supaya dapat jadi populer sebab kemurahan hati mereka.
Namun sehabis periode panjang ini, terjawablah doa Nabi Ibrahim as yang tercantum dalam Al- Qur’ an. Nabi Muhammad tidak cuma menjaga Ka’ bah dari seluruh kotoran, namun beliau juga yang mengembalikan kemurnian dan kesucian ibadah haji yang benar sesuai tuntunan Allah semenjak jaman Nabiyullah Ibrahim.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW selaku jawaban atas doa Nabi Ibrahim AS tersebut.
“Masa haji merupakan sebagian bulan yang dimaklumi. Barangsiapa menetapkan niatnya dalam bulan itu hendak mengerjakan haji, hingga tidak diperbolehkan rafats( menghasilkan perkataan yang memunculkan birahi yang tidak senonoh ataupun bersetubuh), berbuat fasik serta berbantah- bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”( QS Baqarah: 197)
Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat-sahabatnya yang sanggup paling utama yaitu kaum Anshar yang merupakan kauym pribumi kota Madinah yang tidak dikenali oleh orang-orang Mekkah, buat menunaikan ibadah haji sesuai dengan manasik Nabi Ibrahim AS. Mereka semua tidak mengerjakan amalan-amalan yang berhubungan dengan penyembahan berhala.
Sesudah kembali dari haji, kalangan kaum Anshar melaporkan kepada Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW kalau mereka mengerjakan sa’i dengan rasa keraguan. Di Tengah masa (jalan sa’ i) antara Shafa dan Marwa ada 2 berhala besaryang bernama Asaf serta Nailah. Oleh sebab itu turunlah wahyu Allah SWT ialah:
”Sebetulnya Shafa serta Marwa itu sebagian dari syiar- syiar Allah. hingga barangsiapa berhaji ke baitullah ataupun berkunjung (umrah), tidak salah menurutnya buat bolak balik pada keduanya. Serta barangsiapa melaukan kebaikan, hingga sebetulnya Allah Maha pemberi balasan Syukur lagi Maha Mengenal.”( QS. Baqarah: 158)
Ayat inilah yang hendak kerap dibaca oleh para jamaah haji kala melaksanakan sa’ i.
Mungkin itu sekilas tentang sejarah haji dan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah haji. Mudah-mudahan bermanfaat dan mohon maaf atas segala kesalahan kata dan lain-lainnya.